SELAMAT DATANG DI SITUS RESMI DESA DUREN KECAMATAN GADING KABUPATEN PROBOLINGGO

Selasa, 25 November 2014

Proposal POKMAS

Langsung KLIK DI S I N I

Profil Desa

Silahkan KLIK DI SINI

Banjir Bandang Desa

   banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan yang biasanya kering karena peningkatan volume air yang diakibatkan dari tingginya curah hujan, meluapnya air sungai atau laut, dan pecahnya bendungan.
                Banjir bandang adalah banjir yang terjadi secara tiba-tiba karena terisinya air pada daerah yang tanahnya kering /sukar meresap air ketika hujan turun, air sukar meresap ke dalam tanah dan akhirnya terjadi banjir bandang.
Faktor penyebab banjir.
a.       Curah hujan yang tinggi.
b.      Berkurangnya/tidak adanya daerah resapan air karena telah digantikan oleh perumahan, gedung-gedung, pusat perbelanjaan, pengaspalan, dll.
c.       Pembuangan sampah pada saluran air/sungai.
d.      Penebangan pohon di hutan secara ilegal.
Bagaimana banjir dapat terjadi
a.       Curah hujan yang tinggi mengakibatkan terjadi peningkatan volume air yang melebihi daya tampung kapasitas tanah meresap air sehingga kelebihan air akan meluap dan membenamkan daratan.
b.      Air tidak dapat meresap ke dalam tanah karena daerah resapan airnya semakin sedikit.
c.       Sampah menyebabkan tersumbatnya saluran air/sungai sehingga apabila hujan turun, air tidak dapat mengalir dan akhirnya meluap ke daratan. Sampah juga dapat menyebabkan pendangkalan pada saluran air/sungai sehingga apabila hujan turun air tidak dapat tertampung lagi karena daya tampungnya sudah berkurang.
   d.      Pohon di hutan berguna untuk menahan gerakan air di dalam tanah, karena ditebang secara ilegal maka apabila turun hujan air akan bebas turun ke daratan rendah.
Akibat banjir
   1.       Kerusakan (jembatan, bangunan, sarana umum)
   2.       Kematian (manusia, hewan, tumbuhan)
   3.       Longsor
   4.       Petani gagal panen
   5.       Banyak penyakit akibat dari banyaknya kuman penyakit yang dibawa oleh banjir dan menjadi sarang hewan pembawa kuman penyakit.
Antisipasi Banjir 
Sebelum terjadi banjir :
1.       Bersihkanlah saluran air dari segala penghalang.
2.       Sediakan P3K dan alat-alat standart penyelamatan.
3.       Letakkan dokumen penting di tempat yang aman atau masukkan pada tempat yang kedap/anti air.
4.       Tutuplah dengan aman stop kontak listrik. Dan pastikan saluran gas di rumah tidak bocor.
5.       Penuhilah tong bak mandi, ember, dan segala wadah air lain dengan air bersih.
6.       Persiapkan alat-alat komunikasi seperti radio kecil dengan baterai penuh.



KELOMPOK TANI

Dampak kekeringan dan banjir kini dirasakan semakin besar dan resiko pertanian semakin meningkat dan sulit diprediksi. Sementara itu, tekanan penduduk yang luar biasa menyebabkan kerusakan hutan dan daur hidrologi tidak terelakkan lagi. Indikatornya, debit sungai merosot tajam di musim kemarau, sementara di musim penghujan debit air meningkat tajam. Rendahnya daya serap dan kapasitas simpan air di DAS ini menyebabkan pasokan air untuk pertanian semakin tidak menentu. Kondisi ini diperburuk dengan terjadinya kekeringan agronomis akibat pemilihan komoditas yang tidak sesuai dengan kemampuan pasokan airnya. Gadu nekad adalah teladannya.
Untuk mengatasi kekeringan, maka salah satu strategi yang paling murah, cepat dan efektif serta hasilnya langsung terlihat adalah dengan memanen aliran permukaan dan air hujan di musim penghujan melalui water harvesting. Teknologi ini sudah berkembang sangat pesat dan luas tidak saja di negara maju seperti Eropa, Amerika dan Australia, melainkan juga di negara seperti China yang padat penduduk dan luas pemilikan lahannya sangat terbatas. Upaya water harvesting yang dibarengi dengan memperbesar daya simpan air tanah di sungai, waduk dan danau yang akan dapat menjaga pasokan sumber-sumber air untuk keperluan pertanian, domestik, municipal dan industri. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan limpahan air hujan adalah dengan membangun embung ( onfarm reservoir).
Buku Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pengembangan Embung ini disusun untuk memberikan informasi praktis bagi para petugas terkait dalam melakukan upaya melestarikan keberadaaan air. Pedoman ini supaya ditindaklanjuti dengan penyusunan juklak di propinsi dan juknis di kabupaten agar petugas dapat memahami dan melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan dan sasaran kegiatan ini dapat terwujud sesuai harapan yang ingin dicapai.
Semoga buku ini dapat bermanfaat dan membuka wawasan lebih luas bagi petugas dalam menerapkan kaidah-kaidah konservasi air.


Air merupakan sumber daya dan faktor determinan yang menentukan kinerja sektor pertanian, karena tidak ada satu pun tanaman pertanian dan ternak yang tidak memerlukan air. Meskipun perannya sangat strategis, namun pengelolaan air masih jauh dari yang diharapkan, sehingga air yang semestinya merupakan sehabat petani berubah menjadi penyebab bencana bagi petani. Indikatornya, di musim kemarau, ladang dan sawah sering kali kekeringan dan sebaliknya di musim penghujan, ladang dan sawah banyak yang terendam air.
Secara kuantitas, permasalahan air bagi pertanian terutama di lahan kering adalah persoalan ketidaksesuaian distribusi air antara kebutuhan dan pasokan menurut waktu ( temporal) dan tempat ( spatial). Persoalan menjadi semakin kompleks, rumit dan sulit diprediksi karena pasokan air tergantung dari sebaran curah hujan di sepanjang tahun, yang sebarannya tidak merata walau di musim hujan sekalipun. Oleh karena itu, diperlukan teknologi tepat guna, murah dan aplicable untuk mengatur ketersediaan air agar dapat memenuhi kebutuhan air ( water demand) yang semakin sulit dilakukan dengan cara-cara alamiah ( natural manner). Teknologi embung atau tandon air merupakan salah satu pilihan yang menjanjikan karena teknologinya sederhana, biayanya relatif murah dan dapat dijangkau kemampuan petani.
Embung atau tandon air merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian ( small farm reservoir) yang dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di musim hujan. Air yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi suplementer untuk budidaya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi ( high added value crops) di musim kemarau atau di saat curah hujan makin jarang. Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air ( water harvesting) yang sangat sesuai di segala jenis agroekosistem. Di lahan rawa namanya pond yang berfungsi sebagai tempat penampungan air drainase saat kelebihan air di musim hujan dan sebagai sumber air irigasi pada musim kemarau.
Sementara pada ekosistem tadah hujan atau lahan kering dengan intensitas dan distribusi hujan yang tidak merata, embung dapat digunakan untuk menahan kelebihan air dan menjadi sumber air irigasi pada musim kemarau. Secara operasional sebenarnya embung berfungsi untuk mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan pasokan air untuk keperluan tanaman ataupun ternak di musim kemarau dan penghujan.

B. Tujuan
Pembuatan embung untuk pertanian bertujuan antara lain untuk :
  1. Menampung air hujan dan aliran permukaan ( run off) pada wilayah sekitarnya serta sumber air lainnya yang memungkinkan seperti mata air, parit, sungai-sungai kecil dan sebagainya.
  2. Menyediakan sumber air sebagai suplesi irigasi di musim kemarau untuk tanaman palawija, hortikultura semusim, tanaman perkebunan semusim dan peternakan.
C. Sasaran
Sasaran pembangunan embung untuk pertanian antara lain:
  1. Tertampungnya air hujan dan aliran permukaan ( run off) pada wilayah sekitarnya serta sumber air lainnya yang memungkinkan.
  2. Tersedianya air untuk suplesi irigasi di musim kemarau untuk tanaman palawija, hortikultura semusim, tanaman perkebunan semusim dan peternakan.
D. Istilah
Dalam Pedoman Teknis ini akan dijumpai istilah-istilah yang memiliki pengertian sebagai berikut :
  1. Embung.
    Embung adalah bangunan konservasi air berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan air limpasan ( run off) serta sumber air lainnya untuk mendukung usaha pertanian, perkebunan dan peternakan.
  2. Dinas Pertanian
    Dinas Pertanian adalah dinas yang di dalam tugas pokok dan fungsinya mendapat mandat di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan dan peternakan.

PETA DESA DUREN